Thursday 10th October 2024,

Hati-hati! Sedekah Bisa Membalikkan Nasib

Hati-hati! Sedekah Bisa Membalikkan Nasib
Share it

ASWAJADEWATA.COM

Zahro dan Tajul adalah pasutri yang harmonis. Tajul adalah pedagang sukses dan tergolong hartawan. Suatu hari, di saat mereka makan siang, tiba- tiba pintu rumahnya diketuk seorang pengemis yang kelaparan. Dengan wajah mengiba dan tangan menengadah, pengemis tersebut minta sesuap makanan untuk mengganjal perutnya yang kerontang.

Zahro adalah cerminan istri solehah. Ia tidak berani memberikan makanan kepada orang lain tanpa seizin suaminya. Namun naas. Ketika ia ajukan izin kepada suaminya, ia justru mendapat perintah di luar akal sehatnya,

“Dik Zahro! Tutup pintunya. Jangan kau kasi makanan itu pada gembel itu!” teriak Pak Tajul sambil menyerubut rokok kretek miliknya.

Zahro pun manut titah suami dan tidak berani melawan. Pengemis itu pun pulang dengan wajah malu dan perut yang melilit lilit.

Seiring berjalannya waktu. Dunia terus berputar. Keluarga ini bangkrut. Mereka didera hutang menumpuk. Tidak ada penyelesaian dalam keluarga. Akhirnya Zahro dan Tajul Bercerai. Rumah tangga mereka babak belur.

Beberapa tahun berikutnya. Zahro berhasil menyudahi masa jandanya. Dia mendapat suami baru, Salehun namanya. Keduanya pun memulai hidup baru dan merajut ekonomi keluarga tahap demi tahap, hingga pada akhirnya Zahro dan Salehun menjadi hartawan.

Di suatu pagi yang sejuk. Ketika sarapan pagi. Sebelum membuka toko. Pintu rumah mereka diketuk oleh seorang pengemis.

Zahro yang kebetulan ada di dekat pintu langsung membuka pintu. Sebelum mengutarakan izin kepada suaminya untuk memberi makanan kepada pengemis itu, Salehun berseru dari meja makannya,

“Dik Zahroh, berikan semua makanan yang ada meja makan ini. Kalau masih ada sisa, segera bungkus biar dibawa oleh bapak itu untuk keluarganya. Aku yakin dia punya keluarga yang juga kelaparan” tegas Salehun sambil lalu bersiap siap berangkat kerja tanpa sempat melihat si pengemis.

Zahro pun melakukan perintah suaminya dengan mata sembab.

Sebelum berangkat kerja, Salehun pamitan pada istrinya. Zahro mencium tangan suaminya lekat lekat dengan air mata tak terbendung,

“Kenapa engkau menangis istriku? Apakah engkau tidak ikhlas bersedekah di pagi ini sebagai pembuka pintu rizki untuk keluarga kita? Maafkan aku jika itu yang membuat wajah cantikmu terairi air mata sejukmu” kata Salehun agak galau.

“Bukan. Bukan itu yang membuatku menangis suamiku.”

“Lalu apa, Cintaku?”

“Tahukah engkau siapa pengemis tadi? Dialah mantan suamiku yang dulu pernah mengusir pengemis dari rumah kami” jawab Zahro dengan perasaan malu.

“Dan tahukah kamu wahai, Cintaku? Siapakah pengemis yang dulu diusir oleh suamimu? Akulah orangnya”, tutup Salehun lalu memeluk istrinya dengan mata sembab.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah inspiratif ini. Amin…

Disarikan dari Kitab “Aniesul Mukminin” Lisyaik Shafwak Almukhtar

Oleh: Az Zuhry Al Kangeani

Like this Article? Share it!

Leave A Response

Translate »