ASWAJADEWATA.COM | Tepat di Hari Santri Nasional 2019, Majelis Al Khidmah bersama DKM Masjid Agung Al-A’la Kabupaten Gianyar menggelar acara Majlis Dzikir wa Maulidur Rasul, Haul Kabupaten Gianyar ke 2 (22/10).
Majlis Al Khidmah merupakan Majelis Dzikir yang dibentuk oleh Pondok Pesantren Al Fitroh, Kedinding, Surabaya. Ketika dipimpin oleh Almarhum K.H. Ahmad Asrori al Ishaqi yang merupakan Mursyid dari Thoriqoh Qodiriyyah wa Naqshabandiyah. Dan dzuriyyah dari Syaikh Maulana Ishaq atau yang dikenal sebagai salah seorang dari Wali Songo pada masa awal.
Bertempat di Masjid Agung Al-A’la Kabupaten Gianyar, kegiatan diawali dengan Sholat Maghrib berjamaah yang dipimpin oleh Ustadz Ali Fardi, Imam Tetap Masjid Agung Al-A’la Kabupaten Gianyar. Kemudian pembacaan Surat Yasin dipimpin oleh Ustadz Muis, Istighotsah oleh H. Ali Mashudi, Tawasul oleh KH. Nadjib Zamzami dan Doa oleh H. Abdul Malik.
Selepas jeda Sholat Isya, hadirin turun ke lantai bawah untuk melanjutkan kegiatan utama. Jama’ah dengan khusuk mendengarkan Manaqib Syaikh Abdul Qodir al Jilany RA, yang dibacakan oleh tim yang terbagi atas 7 orang. Dengan masing-masing membaca satu bab. Dan kalimat tauhid Laa Ilaha Ila-Allah.
Dalam sambutannya setelah pelantikan pengurus Al Khidmah Gianyar, Ketua PD Al Khidmah Gianyar H. Ibnu Atho’illah,ST,MT. mengatakan, “Wahana kita silaturahmi tak hanya kepada orang yang hidup saja, tapi juga untuk orang tua yg telah wafat.
Selain itu, terkait dengan peringatan Hari Santri H. Ibnu Athoillah juga menyampaikan bahwa santri merupakan cikal bakal peristiwa 10 November, yang bergerak secara bersama-sama setelah mendapat fatwa Resolusi Jihad dari Pemimpin Nahdlatul Ulama KH. Hasyim Asy’ari sebagai respon masuknya tentara NICA di Jawa Timur.
Ketika bercerita tentang Syaikh Maulana Ishaq, H, Ibnu Athoillah mengungkapkan bahwa sang wali punya keturunan di Blambangan bernama Joko Samudra yang dihanyutkan di lautan. Dan ditemukan oleh Nyai Gede Pinatih asal Gresik. Setelah dewasa hijrah ke sunan ampel untuk berguru. Joko Samudra ini lalu dikenal sebagai Raden Paku. Kelak beliau bergelar Sunan Giri.
Mauidhoh Hasanah malam itu disampaikan oleh KH. Nadjib Zamzami. Dalam pesannya Kiai Nadjib mengingatkan, “Semua sesuatu pasti ada kotorannya, manusia mandi lima kali pasti ada kotornya. Yang paling bahaya adalah kotornya hati. Maka tugas kita sebagai jamaah Al Khidmah, dengan kegiatan ini kita berusaha untuk membersihkannya.”
Beliau juga berpesan agar para jama’ah selalu meniru ajaran para Kiai yang welas asih.
“Jangan pernah menghina, merendahkan orang lain, karena itu bukanlah ajaran-ajaran dari guru-guru kita pungkasnya.”
Kegiatan di masjid Agung Al A’la Gianyar yang dipenuhi jama’ah itu pun ditutup doa oleh Ustadz M Hasyim Asy’ari, Ketua DPD MUI Kabupaten Gianyar.
Reporter/Foto: Agus Surya
Editor: Dadie W. Prasetyoadi