ASWAJADEWATA.COM |
Seorang guru, terkadang merasa malas dan sakit hati ketika ditinggal muridnya. Seperti ketika mengajar, awalnya banyak diikuti oleh murid-muridnya, tapi terus semakin berkurang.
Jika hal ini terjadi, KH. Abdurrahman Wafi berpesan agar tidak menyurutkan semangat para guru. Karena hakikatnya, berkurangnya murid tidak mengurangi pahala seorang guru, asalkan ikhlas.
Kiai Abdurrahman berkisah tentang Kiai Cholil Bisri, bahwa Kiyai Cholil pernah mengalami ditinggal muridnya secara perlahan-lahan sampai pada akhirnya merasa tidak begitu semangat.
“Awalnya diikuti 80 orang, kedua 50, sampai akhirnya tersisa 5 orang. Bahkan, yang 5 orang ini tidak rajin. Akhirnya beliau sengka (tidak semangat),” kisahnya saat mengisi acara ngaji bersama PANJ Bali di Suung Kawuh, Denpasar Selatan, Denpasar, Senin, (10/2).
Sampai diketahui oleh ayahnya Kiai Cholil Bisri, yakni Kiai Bisri Musthofa, yang dijuluki singa podium saat era perjuangan kemerdekaan. “Beliau (Kiai Cholil) ditegur oleh abahnya’ “kamu tidak semangat belajar?” Apa kamu tidak tau, mengajar satu murid sama dengan 1.000 murid’,” tambahnya.
Dari kisah di atas, Kiai Abdurrahman menegaskan kembali, bahwa jangan sampai mengurangi semangat mengajar hanya karena ditinggal sebagian murid-muridnya. Kembali ke pesan Kiai Bisri Musthofa kepada putranya Kiai Cholil. “Mengajar 1 murid sama dengan 1.000 murid,” pungkasnya.
Penulis Wandi Abdullah
Editor: Dadie W. Prasetyoadi