ASWAJADEWATA.COM |
Dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah seorang lelaki saleh dari golongan kaum bani Israel. Ia memiliki seorang istri yang salehah.
Di saat yang bersamaan, Allah SWT memberikan wahyu pada seorang Nabi dari golongan bani Israel pada saat itu, “Katakanlah pada lelaki saleh tersebut bahwa aku akan menjadikan separuh dari usianya dalam keadaan kaya dan menjadikan separuh usianya dalam keadaan miskin. Seandainya ia memilih kaya di usia muda, niscaya aku akan menjadikannya miskin di usia tua. Namun seandainya ia memilih miskin di usia muda, niscaya aku akan menjadikannya kaya di usia tua.”
Setelah menerima wahyu tersebut, Nabi yang dimaksud segera menyampaikan kabar itu pada lelaki saleh yang dimaksud. Mendapatkan kabar tersebut, lelaki itu menghampiri istrinya untuk menceritakan apa yang baru saja ia terima.
“Apa pendapatmu tentang hal ini, wahai istriku?” tanya lelaki tersebut.
“Apapun yang terbaik untukmu suamiku”, Jawab sang istri.
“Aku berpendapat lebih baik memilih miskin di masa muda. Sehingga aku masih mampu untuk bersabar dan beribadah pada Tuhanku. Dan ketika aku menginjak usia senja, aku memiliki segala hal yang menjadi kebutuhanku, sehingga aku akan mampu melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah dengan tenang”, lelaki tersebut mengemukakan pendapatnya.
“Wahai suamiku, ketika kau memilih miskin di usia muda, maka kau akan kesulitan untuk beribadah pada Allah. Karena dalam keadaan itu, kita akan tersibukkan dengan dunia sehingga tak akan memiliki kesempatan untuk berbuat kebaikan bahkan untuk bersedekah sekalipun”, sang istri memberikan masukan.
“Benar apa yang kau katakan istriku. Aku akan memilih sesuai pendapatmu”, jawab sang suami.
Selang beberapa saat, Allah SWT kembali memberikan wahyu kepada Nabi dari golongan itu untuk kedua kalinya, “Katakanlah pada lelaki saleh dan istrinya, apabila kalian berdua mendahulukan taat kepadaku dan mengerahkan kemampuan kalian hanya untuk beribadah kepadaku serta meluruskan niat untuk berbuat kebaikan, niscaya akan kujadikan seluruh usia kalian dalam keadaan kaya. Tetaplah taat kepadaku dan bersedekahlah dengan apa yang kalian kehendaki, niscaya kalian akan beruntung di dunia dan akhirat.” []waAllahu a’lam
Disarikan dari hikayat ke seratus lima belas, kitab An-Nawadir, karya syekh Ahmad Syihabuddin bin Salamah Al-Qulyubi, hlm 96, cet. Al-Haromain. (lirboyo.net)