ASWAJADEWATA.COM
Pernah disampaikan oleh almarhum Guru Hudhari, bahwa KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (akrab disapa Abah Guru Sekumpul) adalah sosok wali Qutub pada jamannya. Guru Sekumpul juga sosok wali yang dari pihak ayahnya, lahir dari dzurriyah Syekh Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan). Sedangkan dari pihak ibunya masih dzurriyah Sunan Giri Gresik Jawa Timur. Sunan Giri dan Sunan Ampel adalah cucu Syekh Jumadil Kubro. Kalau ditarik ke atas, Syekh Jumadil Kubro ini masih dzurriyah Rasulullah SAW melalui jalur Sayyidina Husein bin Ali.
Dari sini, jelaslah bahwa Guru Sekumpul termasuk dzurriyah Rasulullah SAW.
Adab dan akhlaq Guru Sekumpul sungguh luar biasa. Sifat tawadlu’nya bisa dicontoh bagi semua orang. Beliau sangat berbakti terhadap kedua orang tuanya dan neneknya, terbukti itu ketika Guru Sekumpul masih kecil. Almarhum Guru Hudhari juga menjelaskan bahwa Guru Sekumpul mempunyai kerajaan yang dibangunnya di dalam surga yang mengisi kerajaan itu adalah seluruh murid yang cinta dan ikut kepada Guru Sekumpul.
Guru Sekumpul adalah sosok lautan ilmu. Ilmu beliau itu didapatkan langsung dari Rasulullah SAW dan juga sekian banyak guru-gurunya, terutama Guru Bangil dan paman beliau sendiri yaitu Guru Semman Mulya yang menjadi Syaikh Tarbiyah dalam menjalani suluk ruhaniahnya.
Mengapa jutaan manusia cinta Guru Sekumpul dan mengikuti jejak langkah?
Almarhum Guru Hudhari menjelaskan bahwa Guru Sekumpul pasak dari semua dzurriyat Datu Kalampayan. Untuk itu, siapa orang yang di hatinya ada rasa cinta dan mutaba’ah dengan Guru Sekumpul berarti orang itu adalah pilihan Allah dan memang itu kehendak Allah. Siapa yang diberikan Allah rasa cinta dan mutaba’ah kepada Guru Sekumpul maka orang itu termasuk yang mengisi kerajaan yang dibangun Guru Sekumpul di dalam surga dan selalu mendapat berkah dalam hidup di dunia.
Guru Sekumpul saat umur 7 tahun sering bermimpi bertemu Rasulullah, bahkan setiap malam. Saat umur 10 tahun langsung bertemu Rasulullah dalam keadaan sadar (Yaqdzatan). Saat umur 20 tahun sudah mencapai al-‘Arif billah dengan menjalani suluk beberapa tahun.
Jika ada orang yang tidak percaya kalau Guru Sekumpul adalah wali maka hidupnya tidak tenang dan tidak mendapat keberkahan dalam hidupnya. Kita yang cinta dan mutaba’ah kepada beliau berharap kita mendapat berkah dari beliau dan ingin sekali terkumpul bersama beliau nanti di akhirat.
Kita yang cinta kepada beliau harus mutaba’ah (ikut laku) kepada beliau. Cinta itu didasari mutaba’ah. Kalau dia cinta tapi dia membuka aib orang, maka dia tidak termasuk golongan mutaba’ah kepada Guru Sekumpul.
Yang namanya mutaba’ah itu semua perbuatan beliau kita lakukan. Kalau amalan beliau tidak bisa kita lakukan semuanya karena kita cuma orang awam, cukup sedikit amalan beliau yang kita kerjakan akan tetapi istiqomah.
Inilah sebagian penjelasan almarhum Guru Hudhari tentang Guru Sekumpul.
Kisah tentang Guru Sekumpul sungguh luar biasa, karena beliau mencapai derajat sebagai wali Qutub pada jamannya. Laku ruhaniahnya dibimbing langsung oleh Datu Kalampayan bersama Syaikh Samman al-Madani yang dipimpin langsung oleh Rasulullah.
Inilah sebabnya orang jadi cinta dan mengikuti jejak langkah Guru Sekumpul. Bukti nyata beliau dicintai adalah banyaknya yang ziaroh ke kubur Guru Sekumpul dan banyaknya jama’ah yang datang saat haul beliau di bulan Rajab.
Mudah-mudahan berkat Guru Sekumpul kita semua terkumpul bersama beliau. Apabila kita terkumpul bersama beliau di akhirat, pastilah kita juga terkumpul bersama Rasulullah, Datu Kalampayan dan orang-orang sholeh. Semua ini berkat cinta dan mutaba’ah. Aamiin…!!!
Penulis: Muhammad Zainuddin bin Abdurrahman, Banjarmasin. (atorcator.com)
