ASWAJADEWATA.COM
Sebelum membahas lagu almarhum Uje, mari kita awali tulisan ini dengan bertawassul, membaca fatihah untuk almarhum, alfatihah.
Belakangan ini, lagu Uje yang berjudul “Bidadari Surga” kembali viral. Lagu yang tengah dikagumi para netizen ini dibawakan langsung oleh putri almarhum Uje, Adiba, berkolaborasi bersama Syakir Dualay.
Lagu romantisme yang menunjukkan cinta dan perhatian seorang Uje sebagai suami, memang telah dirasakan oleh umi Pipik sebagaimana pengakuannya yang pada masanya sangat viral. Berikut enam fakta pengakuan Umi Pipik tentang suami tercintanya:
- Abi selalu menggandeng tangan istrinya saat berjalan, jikapun 1 tangan jg tak bisa menggandeng krn suatu hal, Abi selalu meminta istrinya yg menggandeng tangannya. Alasannya dia bertanggung jawab atas jalan istrinya supaya selalu aman.
- Abi selalu mencium kening istrinya disaat-saat tertentu, sebelum & sepulang bekerja, sesudah sholat, sebelum dan sesudah tidur. Alasannya sebagai tanda bahwa dialah pelindung & penenang istrinya agar istrinya selalu merasa nyaman.
- Abi tidak pernah berteriak pd istrinya, alasannya suara yang keras dari suami utk istrinya adalah cambuk yang menyakitkan.
- Abi tdk prnah mencela dan memaki istrinya sebesar apapun kesalahan yang diperbuat alasannya makian dan celaan bukan kata yang bijak mengajarkan kebenaran.
- Abi selalu memeluk dan membelai istrinya jika istrinya berbuat salah, alasannya mulut dan perbuatan istri adalah tanggung jawab suami, bila istri sampai tidak terkontrol itu adalah salah suami, sebab itu dia selalu memeluk dan membelai istrinya sambil berkata “maafkan Abi, lain kali jangan kamu ulangi kesalahan itu lagi, jadilah istri yang soleha dan baik, salahkan Abi saja”.
- Abi selalu bangun sebelum dan berangkat tidur setelah istrinya, alasannya kewajibannyalah utk melindungi hidup istrinya dimulai saat bangun tidur dan sampai αƙαn tidur, itulah janji suami pd istrinya.
Memang, sebagai seorang suami harus bersikap lemah-lembut pada istrinya, lebih-lebih dalam hal perkataan. Ada sebagian suami yang mungkin menyakiti isterinya tidak memukul, tapi dia sering menyakiti isterinya dengan perkataannya yang keras dan kasar. Menyakiti dengan perkataan keras dan kasar, rasa sakitnya melebihi dari rasa sakit tamparan atau pukulan lainnya. Oleh sebab itu, semaksimal mungkin dalam menjaga perkataan kepada isteri.
Imam al-Ghazali berkata: “Ketahuilah bahwa yang dimaksud perlakuan baik kepada isteri bukan hanya tidak menyakiti mereka, tetapi juga sabar menerima keluhan mereka serta memperlakukannya (menyikapinya) dengan kelembutan dan memaafkan di saat mereka menumpahkan emosi dan kemarahan.”
Semoga kita (para suami dan calon suami) bisa meniru sikap-sikap almarhum Uje pada isterinya. Sehingga kita (para suami) menjadi suami yang shalih dan tentu akan dikenang oleh isteri kita, dan kita (calon suami) akan menjadi impian para perempuan. Dan, semoga Uje diterima di sisi Allah swt. Amin… (Gtm)