Tujuh Pesan Muhasabah Kiai Azaim Kepada Santrinya yang Sudah Stay at Home

Facebook
X
WhatsApp
Telegram
Email

ASWAJADEWATA.COM

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Anak-anakku para santri dan seluruh keluarga di rumah, selamat mengisi hari-hari libur dengan amal kebaikan.

Libur pesantren di tahun ini berbeda dibanding tahun sebelumnya, tentu kita semua sudah sangat memahami situasi dan kondisi yang terjadi. Bukan hanya di negeri kita tetapi di berbagai belahan dunia lainnya.

Maka peristiwa ini, fenomena yang terjadi kepada kita semua umat manusia, para santri harus pandai mengambil hikmah dibalik suatu peristiwa. Bukankah Hikmah itu adalah barang yang berharga yang hilang dan harus dicari oleh seorang mukmin yang cerdas. Dan pandailah secara cermat menemukan pelajaran berharga. Temukanlah renungan untuk bermuhasabah diri.

Pertama, mentaati Ulil Amri adalah bagian dari perintah agama, maka dalam masa yang situasinya sangat berbeda terbatas ruang gerak aktivitas kita, jadikanlah momentum terbaik untuk mentaati perintah agama. Tetap berada di rumah, mungkin bukan kita sebagai orang yang menyampaikan atau perantara penyakit, tetapi boleh jadi kita tertular atau tanpa sadar kita diberi kemampuan untuk menangkal penyakit, namun kita adalah penyebar penyakit itu kepada orang lain.

Yang kedua, ini kesempatan terbaik untuk bersama keluarga, lebih banyak kesempatan terbaik untuk barkhidmah kepada orang tua. Karena para santri selama ini berada di pondok jauh dari perhatian orang tua.

Yang ketiga, tentu kita sebagai seorang mukmin yang baik, berikhtiar itu adalah ibadah barulah kemudian bertawakal, karena jika seorang hanya bertawakal namun meninggalkan ikhtiar, ingat! Nabi pernah menegur seseorang (sahabat) karena dia meninggalkan ikhtiar. Tentu kita tidak akan beranggapan bahwa yang menimbulkan penyakit adalah virus bakteri, tetapi semua atas kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Namun mungkin saja karena kecerobohan dan kelengahan kita, Allah menegur memberikan suatu cobaan musibah penyakit.

Yang keempat, liburan bukan berarti kosong dari aktivitas kebaikan. Apapun yang sudah dilakukan, kegiatan, aktivitas selama di pesantren, hanya berpindah tempat bersama keluarga di rumah masing-masing. Telaah kembali Materi Pelajaran, Dzikir, Wirid, Hizib, Rotibul Haddad, Qasidah Al munfarijah, ya Arhamar Rohimin (istighosah) dan seluruh aktivitas kegiatan yang menjadi ciri khas pondok pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, semisal Burdah, lakukan di rumah!.

Kelima, situasi yang tidak sama pada liburan kali ini, seakan memberikan pesan kepada kita agar menyambut bulan Ramadan lebih baik lagi. Kesempatan berada di rumah adalah kesempatan terbaik untuk memulai tadarus AlQuran. Jangan lupa memperbaiki kualitas ibadah, dimulai dari thaharah, cara berwudhu’, yang mungkin selama ini kita hanya sebatas berwudhu’ tanpa memperhatikan betul kesunahan, doa, menyela-nyela tangan, menghirup air dan membuangnya. Yang semua itu secara medis mendukung ajaran agama. Maka ketika lebih baik dalam beragama kita yakin Allah akan memberikan perisai rohani dari segala marabahaya, penyakit, wabah dan virus. Karena virus adalah makhluk Allah dan Allah menciptakan obat di setiap penyakit.

Yang keenam, bagi para santri, Wali santri yang berada di zona merah, Ikuti apa yang sudah menjadi ketetapan, aturan, anjuran yang memiliki otoritas dalam hal ini.

Hindari keramaian, lakukan aktivitas di rumah! Tetapi bagi yang masih pada zona aman, tentu tetap melaksanakan kegiatan semisal Tarawih di Masjid dan Mushola bahkan tadarus AlQuran, tentu dengan mengikuti peraturan yang ada di daerah masing-masing.

Yang ketujuh, momentum Ramadan di tahun ini, saatnya memperbaiki kualitas hubungan antara orang tua dengan anak, yang sudah terpisah sekian lama. Sampaikan salam Al faqir ilallah kepada orang tua kalian para santri anak-anakku dan sampaikan juga salam ta’dzim hormat, kepada guru guru ngaji yang telah berjasa mengajarkan Alif, Ba’ dan Ta’. Berkat mereka semua, kalian bisa membuka cakrawala keilmuan yang lebih luas.

Selamat mengisi hari-hari libur dengan tetap istiqomah menjalankan aktivitas selama di Pesantren. Lanjutkan kebaikan ini jangan terhenti dan terputus, karena kekalahan seorang santri adalah ketika libur, ia menanggalkan aktivitas kebaikannya sebagaimana masa ketika berada di pondok pesantren.

بارك الله فيكم ودمتم في خير

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Oleh: KHR. Ach.Azaim Ibrahimy

Sumber: Fb Imed (Ibrahimy Media)

 

diunggah oleh:

Picture of Aswaja Dewata

Aswaja Dewata

ADMIN ASWAJA DEWATA

artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »