ASWAJADEWATA.COM
Mungkin tidak semua orang mengetahui, Abi Shihab juga termasuk alumni pesantren. Penulis sendiri baru kali ini mengetahui, ternyata Abi Quraish Shihab juga mengenyam pendidikan agama di pesantren. Meski tidak begitu lama, hanya sekitar dua tahun, Abi Shihab tetap menjaga hubungan seorang santri dengan guru hingga saat ini.
Tutur Abi Shihab, ”Saya hanya sekitar dua tahun di pesantren. Tapi yang pertama, hubungan saya dengan guru saya itu sampai sekarang masih ada”.
Pesantren tempat belajar atau ngaji Abi Shihab adalah Pondok Pesantren Darul Hadits, Malang, yang diasuh oleh Habib Abdul Qadir Bilfaqih. Hubungan yang tidak pernah putus antara santri dengan gurunya, membuat Abi Shihab terkadang bermimpi Habib Abdul Qadir. “Habib Adul Qadir itu, kalau Abi ada sesuatu yang… Abi mimpi dia”, cerita Abi Shihab.
Belajar di pesantren dengan waktu dua tahun, Abi Shihab sangat merasakan pendidikan yang luar biasa. Karena para guru yang mengajar di pesantren didasarkan kepada keikhlasan. Keikhlasan itulah yang membuat Abi Shihab merasa bahwa pesantren itu istimewa.
Sebagaimana dawuh Abi Shihab, “Keistimewaan pesantren itu guru-gurunya ikhlas. Keikhlasan mengajar, keihklasan hormat. Yang paling Abi rasakan itu keikhlasannya. Menegur tanpa marah. Mengajar tanpa pamrih. itu yang paling jelas”
Keikhlasan di pesantren dibuktikan dengan pendidikan karakter hidup sederhana. Karena tidak hanya keilmuan yang bersifat logika saja yang diajarkan, keilmuan yang berkaitan dengan hati juga diajarkan kepada para santri dengan amaliyah dzikir. Sehingga, alumni-alumni pesantren pola hidupnya sederhana.
Abi Shihab menyampaikan, “Hal-hal yang begini (hidup sederhana) yang diajarkan di pesantren. Boleh jadi itu tidak diajar di universitas. Itu sebabnya akal harus diasah, tapi hati juga harus diasah. Di pesantren itu, yang saya alami, jadi dididik dengan akal terus hati diasah. Ada wirid, itu kan untuk mengasah hati”.
Tulisan ini bersumber dari channel yutub Najwa Shihab. (Gus Tama)