ASWAJADEWATA.COM-Karunia anak Allah berikan kepada setiap insan, yang dipilih secara takdir dalam kehidupan. Sebagai sunnatullah sejak Nabi Adam hingga akhir zaman. Anak adalah penerus amal orang tua.
Jika anak menjadi saleh atau salehah maka ini adalah investasi keuntungan akhirat bagi orang tua. Tetapi, na’udzubillahi min dzalik, jika anak tidak termasuk kategori saleh atau salehah maka bahasa Al-Qur’an, innahu ‘amalun gharu shalih/sesungguhnya (perbuatan)nya merupakan perbuatan yang tidak baik. (Hud: 46)
Bahkan sebelumnya dikatakan, innahu laisa min ahlik/sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan). (Hud: 46). Semoga kita terhindar dari kategori kelompok ini. Karena kita berharap anak-anak kita menjadi penerus perjanalan umur kebaikan kita kelak setelah meninggalkan dunia ini.
Setiap orang tua yang mengajakan alif ba’ ta’ kepada anaknya maka bacaan huruf hijaiyyah ini kelak akan menjadi bismillahirrahmanirrahim yang ia baca, akan menjadi bacaan shalatnya, fatihahnya, akan menjadi bacaan rangkaian doanya.
Jika setiap huruf bernilai sepuluh kebaikan maka ada berapa kelipatan kebaikan untuk orang tuanya, sebagai amal yang mengalir, ilmu yang bermanfaat menjadi sepanjtang catatan usianya. Berganti generasi, tujuh turunan, dan seterusnya, maka terus bertambah nominal kebaikan umurnya.
Umur kebaikannya, meski ajal usia terhenti pada 60-70 tahun, namun sebenarnya amal kebaikan akan terus bergulir tercatat karena anak keturunanya menjadi anak yang saleh atau salehah.
رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (Qs.al-Furqon : 74)
Sumber: Yutub Majelis Dzikir Basmalah